- Back to Home »
- cerita dolanan , filosofi permainan tradisional , Permainan , permainan tradisional , singkongan »
- Singkongan, Saksi Masa Kecilku
Posted by : Unknown
Friday, 24 June 2016
Perbedaan generasi dulu dan
sekarang dapat dilihat dari berbagai macam sisi, salah satunya adalah permainan
apa yang dimainkan semasa kecilnya. Ada beberapa permainan jaman dulu yang
sayangnya terkikis oleh waktu dan tergeser oleh permainan yang terkesan lebih
modern. Anak jaman sekarang mungkin akan melongo dan memborbardir kita dengan
berbagai macam pertanyaan ketika kita bercerita tentang permainan jaman dulu.
Mereka akan lebih familiar dengan permainan Clash of Clans, Flappy
bird, Plants vs Zombie daripada permainan dakon, betengan dan
singkongan. Tangan mereka akan lebih akrab dengan stik play station
daripada dengan benda-benda di sekitar yang bisa dijadikan mainan tanpa harus
membayar dengan rupiah.
Permainan modern
memang secara kasat mata terlihat lebih keren, lebih kekinian dan lebih membuat
anak diam di rumah. Sayangnya, anak akan kehilangan waktu untuk
menumbuhkembangkan rasa solidaritas dengan teman-temannya, bahkan aktivitas
yang menggunakan gerak tubuh yang menyehatkan menjadi berkurang. Permainan
tradisional juga bisa berkompromi dengan waktu. Artinya, permainan ini biasanya
juga dilakukan pada siang atau sore hari sehingga anak-anak akan memiliki waktu
belajar di malam hari. Berbeda halnya dengan suguhan game yang semakin
menjamur, yang bisa dimainkan oleh anak kapan saja mereka mau. Efek ketagihan
memainkan game ini akan muncul menyerang anak-anak sehingga tidak
menutup kemungkinan akan menyita waktu belajar.
Saya sangat beruntung
dilahirkan di tahun 1990an sehingga saya mengenal dengan baik berbagai macam
permainan tradisional. Permainan tradisional yang sekarang kian jarang ditemui
merupakan saksi bisu kebahagiaan masa kecil anak-anak tempo dulu. Salah satunya
adalah singkongan. Lahan kosong menjadi tempat yang strategis untuk memainkan
permainan ini. Nama singkongan ini diambil dari alat yang digunakan dalam
permainan ini yaitu patahan batang singkong. Tidak sulit mencari patahan batang
singkong sepanjang ± 40 cm di sekitar rumah. Permainan ini dimainkan tanpa ada
batasan jumlah pemain.
Setiap pemain memegang patahan batang singkong untuk dilemparkan
sejauh-jauhnya. Urutan paling jauh sampai paling dekat akan menentukan urutan
pelempar. Sebelum melempar telah disiapkan terlebih dahulu 3 buah batang
singkong yang disusun membentuk piramida. Apabila pelempar pertama berhasil
merobohkan piramida, berarti pelempar urutan kedualah yang bertugas sebagai
penjaga. Namun jika pelempar pertama gagal, maka pelempar kedua yang mempunyai
kesempatan melempar untuk menentukan penjaga, begitu seterusnya sampai ada yang
merobohkan piramida dan urutan berikutnya yang dijadikan sebagai penjaga.
Tugas dari penjaga adalah menjaga piramida supaya tidak roboh
sambil mencari pemain lain yang tengah bersembunyi. Penjaga akan menutup
matanya menghadap pohon dan memberi waktu kepada pemain lain untuk bersembunyi
selama hitungan tertentu. Pandai atau tidak, pemain yang bersembunyi akan
sangat menentukan kelanjutan permainan ini. Biasanya penjaga akan berteriak
“Singkong” sambil menyebutkan nama pemain yang sudah ditemukan tempat
persembunyiannya. Penjaga bisa dikalahkan dengan cara merobohkan piramida
dengan melemparkan batang singkong ke piramida tanpa diketahui penjaga. Namun
ketika semua pemain dapat ditemukan oleh penjaga sebelum piramida sempat
dirobohkan maka penjaga menang dan permainan dimulai dari awal.
Ada hal lucu yang pernah saya alami ketika memainkan permainan ini
yakni ketika saya dan teman-teman tidak memberi batasan daerah mana yang boleh
dijadikan tempat bersembunyi. Salah satu teman saya memilih tempat
persembunyian yang cukup jauh dan tidak segera ditemukan. Ternyata setelah
ditelusuri, dia justru memilih pulang lalu tidur di rumah dan meninggalkan kami
semua mencari-carinya. Sejak saat itu ditetapkan aturan-aturan seperti batasan
wilayah yang boleh dijadikan tempat persembunyian dan adanya aturan untuk tidak
diperbolehkan meninggalkan tempat permainan sebelum penjaga mengatakan
menyerah.
Itulah segelintir
kisah permainan tradisional yang sampai saat ini masih terekam jelas di
ingatan. Miris rasanya ketika melihat anak-anak jaman sekarang tidak sempat
mengenal permainan tradisional yang sarat makna. Mereka sangat menyukai hal-hal
berbau instan. Sedangkan permainan tradisional justru sebaliknya. Anak-anak kini
yang lebih banyak memainkan permainan modern pada akhirnya akan kehilangan
semangat berproses. Berbeda dengan kebanyakan permainan tradisional yang lebih
banyak memanfaatkan ketrampilan tangan dalam membuatnya. Misal singkongan, anak
akan berusaha mencari patahan batang singkong lalu menyusunnya menjadi
piramida, jangan dianggap sepele karena menyusun piramida ini tidaklah mudah.
Salah sedikit saja, piramida pasti akan roboh.
Entah apakah ini berdampak atau tidak, yang jelas anak SD sekarang
lebih menyukai mengendarai sepeda motor daripada berolahraga dengan menggunakan
sepeda. Padahal fungsi dari sepeda motor sendiri sebenarnya adalah untuk alat
transportasi, bukan untuk ajang pamer keahlian maupun sarana permainan. Dari
permainan tradisional yang sederhana, bisa jadi membawa nilai sarat makna yang
akan berguna bagi kehidupannya di kemudian hari. Bahwa segala sesuatu itu
membutuhkan proses.
*Ditulis oleh Rohmah Jimi
Skor tertinggi nomor 2 dalam "Sayembara Menulis Cerita Dolananku"
Skor tertinggi nomor 2 dalam "Sayembara Menulis Cerita Dolananku"
harbor freight titanium welder
ReplyDeleteBuy cheap harbor titanium vs platinum freight titanium welder baoji titanium from TINOHI. Get great titanium alloy deals titanium body jewelry and upgrade your apple watch aluminum vs titanium gaming setup with TINOHI. Rating: 5 · 1 review