Posted by : Unknown Monday 24 June 2013

Foto: @aliepodja
Solo–Di tengah derasnya permainan modern, Komunitas Anak Bawang, sebuah komunitas pecinta permainan tradisional berupaya melestarikan permainan tradisional di masyarakat kita. 

Permainan tradisional itu antara lain egrang, bakiak, pakon, bekel, sudamanda dikenalkan kepada anak-anak dan masyarakat agar tidak ditinggalkan dan membentuk karakter anak-anak. 

“Dengan bermain, anak-anak itu kan berinteraksi, sementara permainan modern saat ini kurang menekankan interaksi,” kata Suprapto selaku koordinator Komunitas Anak Bawang di arena Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Minggu (9/6). 

Selain itu, jelasnya, permainan tradisional juga memiliki filosofi nilai luhur. Engklek yang dilakukan dengan berjinjit mengajarkan hidup dilakukan hari per hari untuk kemudian mendapatkan bintang atau prestasi. Sementara, egrang, mengajarkan untuk memandang ke depan dalam menjalani hidup. 

Komunitas Anak Bawang sendiri merupakan komunitas yang baru berdiri November tahun lalu. “Awalnya dari sebuah seminar di jurusan Psikologi UNS. Kemudian ada ide dari teman-teman untuk adanya gerakan nyata tentang permainan tradisional ini sehingga kemudian terbentuklah Komunitas Anak Bawang,” ungkapnya. 

Dalam melakukan kegiatannya, Komunitas Anak Bawang masih menemui kendala dalam hal finansial. Hal ini mengingat penyediaan alat-alat permainan tradisional membutuhkan biaya tersendiri. “Meski tidak besar, tapi alat-alat bermain itu kan bervariasi sesuai permainan tradisional yang ada. Selain itu, keterbatasan lahan bermain juga menjadi kendala,” bebernya. 

Bagi Anda yang mau bergabung dapat datang langsung ke Sekretariat Komunitas Anak Bawang di Jl Pratanggapati 3 Rt 01/01 Jebres, Surakarta. Atau dapat juga melalui facebook dan twitter Komunitas Permainan Tradisional Solo. (Timlo.net_110613)

{ 1 comments... read them below or add one }

Kicau Anak Bawang

Powered by Blogger.

Tulisan populer

Tamu Anak Bawang

Copyright © Komunitas Anak Bawang| Desain: Alie Poedjakusuma