Posted by : Unknown Saturday 7 February 2015


Permainan egrang atau dalam bahasa lain enggrang, tengklung, jejangkungan punya banyak makna yang bisa kita ambil didalamnya. Bukan sekedar permainan biasa yang hanya dimainkan tanpa memiliki tujuan apa-apa.  Ada nilai kehidupan yang diajarkan didalamnya melalui pengalaman memainkannya. Tidak ada kesan mengajarkan atau bahkan menggurui.

Didalamnya diajarkan pula realita kehidupan. Baik, buruk, benar, salah, sehat maupun sakit adalah realita hidup yang harus dilalui dan bisa kita dapati dari bermain egrang. Bahwa hidup tidak selamanya indah dan bahagia berjalan mulus sesuai dengan keinginan kita. Ada saat dimana kita sakit, terjatuh dan gagal didalamnya.

Jatuh, sakitnya kita saat bermain tidak menjadi penghalang kita untuk tetap memainkannya. Karena dari itu kita mengenal realita hidup, bahwa jika tak ingin jatuh dan sakit hidup harus seimbang antara dunia dan akhirat, antara pemasukan dan pengeluaran.

Saat terjatuh, tidak ada yang patut disalahkan selain mengoreksi diri sendiri. Bukan langkah seorang pemenang yang menunjuk orang lain atas kegagalan atau kekurangan yang ada pada dirinya. Hidup juga memberikan pelajaran dengan keras saat kita terjatuh dari egrang. Saat sakit, itu pembelajaran bagi kita untuk menyadari bahwa manusia memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Bahwa sakit adalah kenyataan dalam hidup yang harus dihadapi. Jika kita menghindar darinya dan takut untuk berusaha karenanya, maka “berhentilah” hidup kita.

Dalam bermain egrang, kita hanya mendapat dua pilihan yang tidak bisa ditawar. Berani melangkah maju kedepan, atau memilih mundur kebelakang. Berani melangkah kedepan dengan segala resiko yang ada, jatuh atau terus melangkah untuk mencapai garis akhir dari perjuangan dalam hidup. Atau memilih melangkah kebelakang dan mundur dari jalan menuju cita-cita kita. Alangkah baiknya jika saat mundur selangkah, kita gunakan masa itu untuk introspeksi dan menata diri untuk melangkah lagi kedepan.

Berhenti bukan pilihan yang bisa kita pilih. Karena jika berhenti melangkah, jatuhlah kita. Maka berhenti pula permainan yang berarti berhenti pula “hidup” kita.


Bermain egrang bukan semata-mata tentang melangkahkan kaki. Ini bukan tentang seberapa kencang kita berlari, atau melebarkan langkah. Ini tentang seberapa sering kita gagal dan bangun berusaha lagi. Ini tentang seberapa sering kita jatuh dan kemudian bangkit lagi. Seberapa kuat kita bertahan dan tetap melangkah maju. Karena itulah intinya menjadi seorang pemenang. (h)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Kicau Anak Bawang

Powered by Blogger.

Tulisan populer

Tamu Anak Bawang

Copyright © Komunitas Anak Bawang| Desain: Alie Poedjakusuma