Posted by : Unknown Friday 21 November 2014



Bentengan
Mengingat nama serta jenis permainannya, bisa jadi Benteng terinspirasi oleh aksi peperangan tempo dulu. Beteng/benteng adalah satu tempat yang biasanya menjadi pertahanan suatu pasukan. Jika suatu kelompok pasukan kalah maka ia harus meninggalkan betengnya.

Permainan ini memiliki nama yang berbeda di masing-masing daerah. Di daerah Kulonprogo permainan semacam ini dinamakan Raton, sedangkan di Kota Yogyakarta lebih dikenal dengan istilah Betengan. Di daerah Jawa Barat permainan ini biasa disebut dengan "Rerebonan", sedangkan didaerah lain dikenal dengan nama : priprisan, omer dan jek-jekan. Selain itu, ada yang menyebut permainan ini dengan istilah jeg-jegan. Istilah jeg-jegan berasal dari kata “jeg” yang artinya menduduki. Jadi jeg-jegan adalah suatu permainan, dimana pemain yang kalah harus meninggalkan tempat markasnya dan harus berpindah ke markas lain setelah diduduki oleh pemain lawan. Meskipun memiliki istilah yang berbeda di masing-masing daerah, yang jelas permainan benteng ini cukup mudah dan meriah.

Bentengan menjadi media anak untuk bersosialisasi karena permainan ini dimainkan secara bersama-sama. Permainan tradisional secara berkelompok dapat berpeluang mengembangkan kecerdasan interpersonal anak. Hal ini dapat dilihat dari relasi interpersonal yang terjalin ketika mengikuti permainan. Permainan ini menuntut semua anak untuk berperan secara aktif dalam mensukseskan permainan tersebut. Anak dapat belajar menghargai orang lain dan aturan kalah-menang dapat menjadi peluang untuk mengembankan aspek tersebut.

Selain itu, permainan ini juga melatih kemampuan anak dalam bekerja sama. Karena pemain harus dapat bekerja sama dalam menjaga benteng, memata-matai musuh, menangkap musuh, dan menduduki benteng lawan. Pemain harus mampu menyesuaikan dengan kondisi kelompok, bisa berempati dengan kelebihan atau kekurangan teman maupun lawan mainnya.

Permainan ini juga mengasah kemampuan menyusun strategi dan meningkatkan kreativitas agar kelompoknya dapat menjadi pemenang. Anak-anak juga berlatih untuk membangun sportivitas. Para pemain harus mampu menaati peraturan, sportif mengakui kelompok lawan yang menang dan ia harus bersedia menjadi tawanan kelompok lawan apabila ia tertangkap oleh pemain lawan. Dengan gerakan-gerakan yang lincah, tentu saja permainan ini mengembangkan motorik kasar anak, meningkatkan dan menyehatkan.

Merebut benteng lawan

Cara Bermain:
·      Sebelum permainan dimulai diadakan undian. Yang menang dapat memilih tempat atau lebih dulu memancing.
·      Setiap pemain berfungsi sebagai pemancing atau yang dikejar dan juga berfungsi sebagai pengejar. Seseorang pemain mengejar pemain lawan, apabila pemain lawan lebih dulu meninggalkan bentengnya dan ia menjadi orang yang dikejar oleh pemain lawan.
·      Anggota regu yang tertangkap atau yang keluar dari lapangan permainan akan menjadi tawanan dari pihak lawan. Cara menangkap lawan cukup dengan menyentuh bagian tubuh lawan dengan tangan terbuka. Bagian tubuh termasuhk kostum/kelengkapan.
·      Tawanan yang berkumpul di daerah tawanan dapat bebas kembali apabila teman seregunya yang belum tertangkap dapat membebaskan dengan jalan menyentuh bagian tubuh te-mannya. Tawanan yang lebih dari satu orang, semuanya dapat dibebaskan dengan jalan menyentuh salah seorang dari tawanan itu dengan ketentuan satu sama lain dalam keadaan berpegangan/bergandengan.
·      Kapten regu ditandai ban/pita di lengan kanan dan bertugas mengatur setiap anggota regunya. Bila kapten regu tertangkap, tugas diserahkan kepada salah seorang anggota regunya yang belum tertangkap.
·      Benteng suatu regu dinyatakan terbakar, apabila salah seorang atau lebih regu lawan dapat membakar benteng dengan ca-ra menginjakkan salah satu kakinya di benteng lawannya.
·      Setelah salah satu regu bentengnya terbakar, permainan dilanjutkan dengan ketentuan regu yang berhasil membakar benteng lawannya berfungsi lebih dulu sebagai pemancing.


{ 1 comments... read them below or add one }

Kicau Anak Bawang

Powered by Blogger.

Tulisan populer

Tamu Anak Bawang

Copyright © Komunitas Anak Bawang| Desain: Alie Poedjakusuma