- Back to Home »
- gaheng , kerikil , komunitas anak bawang , Permainan , permainan anak , permainan tradisional , permainan tradisional jawa tengah »
- Gatheng / Janteng
Posted by : Unknown
Tuesday, 8 September 2015
Permainan
gathengan adalah permainan yang menggunakan batu sebagai alatnya. Batu tersebut
disebut dengan watu gatheng atau batu gatheng. Permainan
gatheng mirip dengan permainan bekelan. Permainan gatheng merupakan permainan
yang murah, mudah, sederhana dan tidak memakan waktu lama. Permainan bersifat
kompetitif perseorangan. Gathengan memerlukan kejujuran dan ketrampilan
pemainnya.
Kemungkinan
permainan gathengan sudah ada sejak lama. Dikisahkan pada jaman
Mataram (abad XVII), putra raja Mataram waktu itu, Raden Rangga, memiliki alat
bermain watu gatheng (batu gatheng) yang luar biasa besarnya. Batu
gatheng itu sekarang tersimpan dengan baik di Kotagede, Yogykarta. Besarnya
batu tersebut membuktikan betapa saktinya Raden Rangga.
Pemain
gatheng berjumlah 2-5 orang anak. Permainan ini bersifat perorangan. Pada
mulanya, permainan gatheng dimainkan oleh anak perempuan, namun pada
perkembangannya anak laki-laki juga bisa memainkannya.
Cara
Bermain:
Gatheng
membutuhkan lima buah batu kerikil sebesar kelereng. Pemain gatheng duduk
melingkar kemudian melakukan undian urutan main dengan hompimpa.
Terdapat
beberapa tahap dalam permainan gatheng. Tiap pemain harus menyelesaikan tiap
tahap hingga selesai.
·
Gatheng
gapuk (gaji) : 5 kerikil disebar di lantai. Kemudian pemain mengambil satu
kerikil (A). kerikil A dilempar ke atas. Selama A masih berada di udara, pemain
harus mengambil kerikil yang bertebaran (satu saja) yaitu B, tanpa menyentuh
kerikil yang lain (C, D, E). apabila A tidak tertangkap atau jatuh, maka pemain
dianggap mati dan berganti ke pemain selanjutnya. Jika A bisa tertangkap, maka
selanjutnya B dilempar ke udara untuk mengambil C. Begitu seterusnya sampai
semua kerikil dapat diambil. Selanjutnya kerikil disebar dan lanjut ke tahap
Garo.
·
Garo
: hampir sama dengan Gapuk, tetapi ketika A masih di udara, kerikil yang
diambil 2 buah (B dan C). Kemudian, dilanjutkan A dilempar lagi untuk mengambil
D dan E. Lanjut ke tahap Galu.
·
Galu
: kerikil disebar kembali. Salah satu kerikil dilempar ke atas. Sambil
melempar, pemain harus mengambil tiga kerikil sekaligus. Jika tidak mampu
meraup ketiganya, maka pemain dianggap mati dan diganti pemain selanjutnya.
Jika ketiganya bisa terambil, maka sisa satu kerikil juga harus diambil dengan
cara yang sama. Lanjut ke gapuk.
·
Gapuk
: kerikil disebar (pelan-pelan agar tidak terlalu menyebar). Ambil satu kerikil
dan dilempar ke atas. Begitu kerikil terlempar, maka keempat kerikil tadi
diambil sambil menangkap kerikil yang dilempar. Lanjut ke Saku Umbul.
· Umbul
: pemain memegang kelima
kerikil, lalu sebuah kerikil dilempar. Sambil melempar kerikil, keempat kerikil
lainnya dijatuhkan ke lantai dan segera menangkap kerikil yang dilempar tadi.
Lanjut ke tahap Saku Ceruk.
·
Ceruk : kerikil disebar. Tangan kiri membentuk seperti
pintu gua. Satu kerikil dilempar ke atas. Selama kerikil masih berada di udara,
kerikil yang lain dilewatkan melalui ‘pintu gua’ tangan kiri hingga habis.
·
Dulit: ketika tangan memegang kelima kerikil, satu
diantaranya dilempar ke atas dan keempat lainnya masih dalam genggaman.
Kemudian jari telunjuk menyentuh tanah (ndulit) sambil segera
menangkap kerikil yang dilempar tadi.
· Sawah : jika telah sampai tahap Dulit, maka disebut Sawah
satu. Batasan sawah adalah berdasarkan kesepakatan, misalnya 5,
6 atau 8. Pemenang ditentukan oleh perolehan sawah yang didapat oleh pemain.
· Pemain
yang mendapatkan sawah paling sedikit harus mendapat hukuman yang disebut Nggenjeng. Pemain
yang kalah harus menutup matanya, sedangkan pemain yang lain menyembunyikan
sejumlah kerikil gatheng di tangan kanan. Tugas pemain yang kalah adalah
menebak jumlah kerikil yang ada di tangan lawan mainnya. Jika jawabannya benar,
maka permainan dimulai lagi dari awal. Namun jika salah, pemain tersebut harus
dihukum lagi dengan hukuman yang sama. Di daerah Yogyakarta, Nggenjeng dilakukan
sambil menyanyikan sebuah lagu.
Gambar diambil dari sini