- Back to Home »
- betengan , cerita dolanan , cerita nostalgia , komunitas anak bawang , Permainan , permainan anak , permainan tradisional , petak umpet »
- NOSTALGIA BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL
Posted by : Unknown
Saturday, 8 October 2016
Saya pun kembali pada ingatan 14 tahun silam dalam kehidupan saya, saat dimana permainan seperti lompat tali, ucing sumput (biasanya dinamakan petak umpet), bebentengan, engklek, congklak, ular naga dan bekel sedang Berjaya
Siapa yang tak kenal
gadget, handphone, iphone, dan segala barang modern lainnya di zaman sekarang
ini? nah kemarin, (saya mau sedikit bercerita) saya sedang asyik bermain
‘tangan’ di depan layar gadget ketika akhirnya saya menemukan suatu post
mengenai komunitas unik yang bergerak di bidang pelestarian permainan
tradisional. Keren! (gumam saya). Namanya adalah Komunitas Anak Bawang, lalu
dengan segala hasrat ke-kepo-an saya, akhirnya saya dengan khusyuk membaca
poster komunitas tersebut, stalker instagram,
pun web yang tak lupa saya jamah.
Lalu saya terdiam dan berpikir. . . .
Ternyata akan
menyenangkan jika diumur saya yang sudah semakin tua dewasa ini, saya
masih bisa bermain permainan tradisional yang biasa saya mainkan dulu ketika
hidup saya masih menginjak tahun ke 5. Tentu itu akan menyenangkan, ditambah
bermain bersama adik-adik yang lain, tentu akan membuat saya kembali mengenang
saat-saat bahagia nan polos itu.
Dan…VOILA! Saya pun
kembali pada ingatan 14 tahun silam dalam kehidupan saya, saat dimana permainan
seperti lompat tali, ucing sumput
(biasanya dinamakan petak umpet), bebentengan, engklek, congklak, ular naga dan
bekel sedang Berjaya. Masih Berjaya,
saat itu.
Mengenang betapa
bahagianya bermain lompat tali yang bisa dimainkan sendiri atau bertiga (yang
melompat yang di tengah) melompat-lompat dengan kaki yang lincah untuk menghindari
bersentuhan dengan talinya (yang ternyata adalah karet gelang). Namun biasanya,
saya lebih ekspert jika bermain lompat tali sendiri, hahaha. Permainan lompat
tali ini banyak dimainkan oleh anak perempuan dibandingkan oleh anak lelaki,
atau anak lelaki lebih memilih memegang kedua sisi talinya saja. Hmm, kenapa
seperti itu ya.. menggemaskan!
Permainan lain adalah
petak umpet! Jika di tanah Sunda, permainan ini biasa disebut dengan ucing
sumput, jika di jawa di sebut dengan …. Dan berbagai sebutan lain dari daerah
lainnya. Permainan petak umpet inilah yang paling fleksibel dimainkan ketika
sedang jam istirahat sekolah dasar, hahaha. Sesuai dengan namanya, dalam
permainan ini kita harus bisa ngumpet atau
bersembunyi di tempat manapun sehingga tidak ketahuan dan menang. Yeay!
Permainan yang simple namun berkesan karena dipenuhi dengan suara ‘dor’ dan
gelak tawa sesudahnya.
Bebentengan ini adalah
permainan menjaga bentengmu dari sentuhan tangan lawan yang berusaha
menghancurkan bentengmu, biasanya sebelum lawan berhasil mencapai bentengmu,
anggota bentengnya sudah berhasil menangkap dan menyanderanya. Dan kamu harus
bisa menyelamatkan anggota bentengmu itu. Dalam permainan ini, anak-anak
diajarkan untuk dapat bergerak cepat, gesit, tolong menolong dan peduli
terhadap sesama teman. Sungguh permainan yang keren!
Dan permainan terakhir
yang bisa dimainkan secara seru dan berbanyak adalah ularnaga, permainan ular
naga ini tidak memakai alat permaianan tradisional apapun sama seperti petak
umpat dan bebentengan, namun dibutuhkan kelincahan, dalam permainan ular naga
ini dibagi menjadi 2 baris yang terdiri dari 2 baris, dan orang yang terdapat
di barisn terdepan lah yang harus bisa melindungi ‘anak-anak’ di belakangnya
agar tidak direbut oleh tim lawan. Tim yang paling banyak memiliki ‘anak’
adalah tim yang menang. Dan bermain ular naga ini meski cukup melelahkan karena
harus berlarian dengan gesit mengikuti barisan, namun akan merasakan gelak tawa
dan kekompakan tim yang luar biasa. Patut di coba lagi!
Berbagai permainan
tradisional lainnya yang tak bisa dijelaskan di sini juga mempunyai cara
bermain dan keseruannya tersendiri.
Lalu dengan mantap
saya memutuskan niat…
Saya harus ikut
Komunitas Anak Bawang!
Selesai.
*ditulis oleh Tridian Kusumadewi, Volunteer Komunitas Permainan Tradisional
Many of the early Arabic texts which check with the game comment on the talk regarding the legality and morality of enjoying in} the game. In 1254, Louis IX issued a decree prohibiting his court docket officials and subjects from enjoying in} cube games. Has survived; it might have been associated to the older Ancient Greek cube recreation Kubeia. The earliest known point out of the game is in Ovid's Ars Amatoria ('The Art of Love'), 카지노사이트 written between 1 BC and 8 AD. In Roman times, this recreation was {also known as|also called|also referred to as} Alea, and a possible apocryphal Latin story linked this name, and the game, to a Trojan soldier named Alea.
ReplyDelete