- Back to Home »
- cerita dolanan , cerita nostalgia , Permainan , permainan anak , permainan tradisional , petak umpet »
- NOSTALGIA BERSAMA BERMAIN PETAK UMPET
Posted by : Unknown
Friday, 7 October 2016
Di dalam permainan ini, orang yang terakhir kali disebutkan namanya oleh penjaga dan tidak dapat menyentuh Hong maka dialah yang jaga selanjutnya
Libur
sekolah telah tiba! Rere sangat senang sekali menyambut liburan sekolah kali
ini. Karena ia ingin berkunjung ke rumah neneknya yang berada di Bandung
sekaligus bertemu teman-teman lamanya di sana. Malam ini ia segera
mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk menginap selama seminggu dan esok
pagi ia harus berangkat ke Bandung bersama mama dan ayah.
Pagi
harinya, ia segera berangkat ke rumah neneknya. Di perjalanan, Rere sudah
menantikan saat-saat ia bertemu dan bermain bersama dengan teman-temannya.
Siang harinya, Rere tiba di rumah nenek dan ternyata beberapa teman Rere ikut
menyambutnya di rumah sang nenek. Mereka langsung berpelukan karena sudah
hampir dua tahun tidak bertemu. Sekarang Rere dan teman-temannya menginjak
bangku kelas 5 sekolah dasar, sehingga tentunya banyak terjadi perubahan di
diri mereka. Setelah saling bertemu dan bertegur sapa, Rere, Nisa, dan Dila
diajak makan siang bersama di rumah nenek. Sembari makan, mereka asyik
bercerita tentang kehidupan mereka di sekolah. Selesai makan siang, Nisa dan
Dila mengajak Rere bermain permainan yang sering mereka lakukan sewaktu masih
kecil, yaitu bermain petak umpet. Sampai saat ini, petak umpet menjadi salah
satu permainan tradisional yang mereka gemari. Selain itu, permainan petak
umpet juga sudah jarang dimainkan oleh banyak orang karena tergantikan dengan
permainan modern yang lainnya. Jadi hitung-hitung mereka bernostalgia bersama,
merasakan kebahagiaannya dalam memainkan permainan ini dengan cara mencari
teman yang sedang mengumpat dan dulu-duluan untuk memegang tempat yang disebut
dengan “Hong”, serta mereka juga dapat berolahraga karena harus berlari dalam
hitungan waktu mencari tempat persembunyian yang berbeda dengan temannya.
Rere
pun menyetujui tawaran yang diberikan oleh Nisa dan Dila. Kemudian mereka juga
tak lupa untuk mengajak main beberapa teman lainnya agar lebih seru dan sulit
tingkatannya karena satu orang yang jaga akan mencari beberapa orang untuk
ditemukan. Akhirnya mereka dapat mengajak lima orang teman lainnya, jadi total
mereka adalah delapan orang. Untuk menentukan siapa orang yang jaga, mereka
melakukan hompimpa. Ternyata dua orang yang tersisa adalah Rere dan Nisa,
kemudian mereka suit untuk menentukan siapa yang kalah dan bertugas sebagai
orang yang jaga. Setelah dilakukan tiga
kali suit, akhirnya didapatkan orang yang kalah, yaitu Nisa. Ia berjaga di
tempat Hong dengan berbalik badan dan menutup mata. Dalam hitungan ke sepuluh,
ketujuh orang yang lain sudah harus berpencar mencari tempat persembunyian.
Nisa pun bergegas menutup mata, lalu ia mulai berhitung, “7… 8… 9… 10… siap
nggak siap aku mulai cari yaa”. Ia pun segera mencari teman-temannya dengan
memperhatikan tempat Hong agar tidak keduluan oleh teman-temannya. Setelah beberapa
langkah berjalan, ia melihat Lulu dan Asri yang sedang mengumpat di balik
tembok rumah orang. Nisa pun segera lari menuju Hong untuk menyebutkan nama
Lulu dan Asri. Mereka berdua pun segera lari dari persembunyian untuk balapan
dengan Nisa menuju Hong. Namun Nisa berhasil lebih dulu. Kemudian Nisa mulai
mencari kelima orang lainnya. Ia melihat ada Elsa yang bersembunyi di balik
mobil, ia langsung berlari ke arah Hong, namun dari arah yang berlawanan ada
Dila yang berlari menuju Hong dan lebih dulu menyentuhnya. Nisa hanya bisa
menyebutkan nama Elsa saja. Di dalam permainan ini, orang yang terakhir kali
disebutkan namanya oleh penjaga dan tidak dapat menyentuh Hong maka dialah yang
jaga selanjutnya.
Karena
melihat Dila dari arah sebaliknya, maka Nisa memutuskan untuk mencari dari arah
sana. Nisa berkata, “Vivi, Rere, Fia… kalian dimana sih? Susah sekali untuk
mencari kalian. Ini sudah jauh dari Hong, tapi kalian tidak nampak juga.
Sedikit lagi hari mulai gelap, masa aku tidak berhasil menemukan kalian sih?”.
Ternyata Vivi, Rere, dan Fia mengumpat di tempat yang berdekatan, yaitu di
gang-gang yang bercabang. Di balik persembunyian, mereka terkekeh mendengar
teriakan dari Nisa. Ketika Nisa melewati gang tersebut, Rere memberi aba-aba
kepada Vivi dan Fia untuk cepat berlari menuju Hong. Mereka bertiga akhirnya
keluar dari persembunyian dan dengan seketika Nisa yang melihat mereka bertiga
langsung lari menuju Hong. Rere dan Nisa memang cepat dalam berlari. Namun Rere
lebih dulu menyentuh Hong, tetapi kedua temannya Vivi dan Fia kurang berhasil
dan nama Fia yang disebut belakangan oleh Nisa. Hal ini berarti Fia yang
selanjutnya berjaga. Setelah mereka berhasil diketemukan dan berkumpul semua di
Hong, mereka semua tertawa karena merasa seru dan sudah lama tidak memainkan
permainan ini.
“Rereee,
pulang nak sudah mau maghrib nih. Kamu kan belum istirahat.” Tiba-tiba dari
rumah neneknya, Ibu Rere memanggil meminta anaknya untuk segera pulang.
Kemudian yang lainnya menyetujui, karena mereka belum mandi sore dan tidak baik
ketika maghrib mereka berada di luar rumah. “Yah berarti Fia belum kena jaga
yaa.. padahal lagi seru-serunya! Fi, kamu harus cobain jadi aku yang jaga dan
harus mencari kalian satu-satu, rasanya deg-degan hahaha.” Nisa melanjutkan
percakapan. Akhirnya sebelum pulang, mereka semua sepakat untuk bermain kembali
keesokan harinya.
*ditulis oleh Ririn Hernawati, Volunteer Komunitas Anak Bawang